PERKEMBANGAN NEGARA-NEGARA BERBUDAYA ARAB MODERN


BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang

    Untuk mengetahui perkembangan negara-negara yang berbudaya Arab modern, maka sebelumnya kita harus mengetahui terlebih dahulu pemetaan studi islam tentunya dalam kajian sejarah peradaban Islam. Paling tidak, hingga tahun 1970-an, apa yang disebut dengan studi Islam hanya mencakup empat kawasan, yaitu kawasan pengaruh kebudayaan Arab (Timur Tengah dan Afrika Utara, termasuk Spanyol Islam), kawasan pengaruh kebudayaan Persia (Iran dan Negara-negara Islam Asia Tengah), kawasan pengaruh kebudayaan Turki, dan kawasan pengaruh kebudayaan pengaruh India-Islam. Akan tetapi kawasan ini menjadi luas dengan ditambahkannya Asia Tenggara sebagai suatu kawasan baru dalam studi keislaman.
    Pengaruh kebudayaan Arab telah membawa perubahan yang besar terhadap dunia. Hal ini dapat dilihat pada Negara Eropa atau terlebih Timur Tengah yang mayoritas masyarakatnya telah mendapat pengaruh dari kebudayaan arab. Oleh karena itu dalam makalah ini akan membahas tentang perkembangan Negara-negara yang mendapat pengaruh kebudayaan arab.

I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh kebudayaan Arab terhadap Eropa?
2. Bagaimana perkembangan Negara Mesir?

I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan budaya Arab
2. Untuk mengetahui perkembangan Negara Mesir

BAB II
A.    PENGARUH KEBUDAYAAN ARAB TERHADAP EROPA

    Budaya Arab yang mendapat pengaruh keislaman sangat berpengaruh terhadap Eropa atau dunia karena agama Islam yang menjadi pokok munculnya kebudayaan Bangsa Arab. Beberapa pengaruh Islam terhadap peradaban- peradaban di dunia diantaranya:
Pengaruh Islam terhadap peradaban awal bangsa Eropa 
            Pengaruh budaya Arab yaitu kebudayaan Islam mulai menyebar dan masuk kedaerah luar jazirah Arab dan menuju daerah daratan benua Eropa yang menjadi salah satu tempat berkembangnya kebudayaan Arab yaitu Agama Islam setelah daerah Jazirah Arab. Tempat dan daerah yang pertama kali mendapat pengaruh kebudayaan Islam di Eropa yaitu daerah Eropa Selatan dan tepatnya di Spanyol, Kreta dan Cyprus dan Islam masuk ke Eropa selatan pada zaman khalifah Al- Wahid bin Abdul Malik (705-715 M), yang merupakan salah seorang khalifah dari Umayah yang berpusat di Damaskus, yang kemudian Spanyol menjadi daerah pusat penyebaran budaya Islam di Eropa Selatan oleh khalifah ini.
    Sejak awal atas penaklukan Islam terhadap bangsa Gathia perkembangan kebudayaan Islam di daerah Eropa semakin berkembang pesat dan sejak saat itu bangsa Gathia yang sudah tidak memiliki kekuatan memilih pergi meninggalkan daratan Spanyol dan melarikan diri ke pegunungan Jaliqiah yang terletak di barat laut Spanyol. Bangsa Arab yang diberi julukan bangsa penakluk berhasil menguasai daerah daratan Spanyol dan berhasil membawa pengaruh kebudayaan Islamnya di Spanyol bahkan orang- orang dan bangsa Yahudi yang terlebih dahulu berada di Spanyol juga mendapat pengaruh dari kebudayaan Islam yang disebarkan oleh para khalifah dan bangsa Arab.  Di sisi lain bangsa Arab dan para khalifah yang ada di Spanyol juga tetap menjaga perdamaian dengan segala etnis yang terdapat di Spanyol sehingga orang- orang asli Spanyol merasa bersahabat dengan bangsa Arab sehingga proses masuknya kebudayaan Islam ke Eropa berjalan dengan lancar.
    Pengaruh Islam ini mengubah kondisi Spanyol yang sebagian besar masyarakatnya mulai memeluk Islam dan ajaran agama Islam dan kebudayaan Arab mulai masuk kedaerah Kreta dan Cyprus yang berdekatan dengan Spanyol.  Dan Kebudayaan Islam menjadi sebuah inovasi baru bagi perubahan kebudayaan awal peradaban di Benua Eropa.


 Prestasi Kegemilangan Kebudayaan Arab dan Islam Bagi Peradaban Eropa
    Kebudayaan Arab dan pengaruh agama Islam yang masuk ke Eropa memiliki peran penting dalam perkembangan peradaban Eropa pada saat itu, dan perkembangan pengaruh budaya yang masuk pertama kali di Spanyol dan Sisilia membawa dampak yang sangat besar bagi berkembangnya peradaban Eropa khususnya dalam perkembangan kebudayaan Arab dan agama Islam. Bukti prestasi dari kegemilangan kebudayaan Arab pada saat itu di Eropa dengan adanya bukti peninggalan- peninggalan Islam yang terdapat di Spanyol, dan bertambahnya masyarakat Spanyol, Sisilia, Kreta, Cyprus bahkan sampai daerah Italia yang mengikut ajaran- ajaran Islam yang dahulunya merupakan masyarakat yang menganut kepercayaan Yahudi.
Prestasi- prestasi ini yang membuat kebudayaan Arab dan agama Islam mulai mengembangkan sayapnya menjelajah seluruh daerah Eropa demi proses Islamisasi didaerah Eropa. Bahkan tidak jarang pengaruh invasi kebudayaan Arab ini sampai ke daerah luar Eropa seperti daerah Mesir dan Afrika Utara. Dan prestasi kegemilangan kebudayaan Arab inilah yang membuat Agama Islam menjadi salah satu agama terbesar di dunia setelah Kristen dan Katolik, bahkan dapat mengungguli pengaruh Kristen dan Katolik di Eropa.

 Pengaruh Kebudayaan Arab dan Islam di Eropa 
          Pengaruh kebudayaan Arab dan Islam bagi dunia mungkin sangatlah besar dengan terdapat bukti- bukti kebesaran kebudayaan Arab dan Islam yang dapat kita lihat saat ini, seperti adanya tulisan- tulisan Arab dalam bentuk kaligrafi yang terdapat diseluruh penjuru dunia dan kekhususan untuk Eropa mulai muncul bangunan- bangunan Islam seperti Masjid yang teradapat di setiap kota yang mendapat pengaruh kebudayaan Arab dan Islam di Benua Eropa. Bukan hanya itu pengaruh dari kehebatan kebudayaan Arab dan Islam, tetapi pengaruhnya dari adat istiadat dan ajaran- ajaran agama Islam yang mulai melekat pada masyarakat Eropa dan dunia, yaitu dengan pengaruh ajaran jihad yang melekat dalam diri umat Muslim diseluruh dunia, dengan ajarannya berjuang dijalan Tuhan  atau berperang di jalan Tuhan  yang saat ini ajaran ini menjadi sebuah kontroversi oleh kalangan Non-muslim. Dan pengaruh ajaran ini menjadi sangat populer bagi kalangan umat Muslim diseluruh dunia, dan menjadi suatu pegangan dalam kepercayaan Agama Islam karena mengikuti teladan dan contoh nabi Muhammad saw sebagai rasul Allah. Jihad sendiri pun menjadi suatu pengaruh dari kehebatan kebudayaan Arab dan Islam di Eropa dan Dunia.

B.    PERKEMBANGAN NEGARA TURKI
    Negara Turki adalah negara di dua benua. Dengan luas wilayah sekitar 814.578 kilometer persegi, 97% (790.200 km persegi) wilayahnya terletak di benua Asia dan sisanya sekitar 3% (24.378 km persegi) terletak di benua Eropa. Posisi geografi yang strategis itu menjadikan Turki jembatan antara Timur dan Barat. Bangsa Turki diperkirakan berasal dari Asia Tengah. Secara historis, bangsa Turki mewarisi peradaban Romawi di Anatolia, peradaban Islam, Arab dan Persia sebagai warisan dari Imperium Usmani dan pengaruh negara-negara Barat Modern. Hingga saat ini bangunan-bangunan bersejarah masa Bizantium masih banyak ditemukan di Istanbul dan kota-kota lainnya di Turki. Yang paling terkenal adalah Aya Sofya, suatu gereja di masa Bizantium yang berubah fungsinya menjadi mesjid pada masa Khalifah Usmani dan sejak pemerintahan Mustafa Kemal hingga kini dijadikan musium.
    Peradaban Islam dengan pengaruh Arab dan Persia menjadi warisan yang mendalam bagi masyarakat Turki sebagai peninggalan Dinasti Usmani. Islam di masa kekhalifahan diterapkan sebagai agama yang mengatur hubungan antara manusia sebagai makhluk dengan Allah SWT sebagai Khalik, Sang Pencipta; dan juga suatu sistem sosial yang melandasi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Islam yang muncul di Jazirah Arab dan telah berkembang lama di wilayah Persia, berkembang di wilayah kekuasaan Kekhalifahan Turki dengan membawa peradaban dua bangsa tersebut. Perkembangan selanjutnya memperlihatkan pengaruh yang kuat kedua peradaban tersebut ke dalam kebudayaan bangsa Turki. Kondisi ini menimbulkan kekeliruan pada masyarakat awam yang sering menganggap bahwa bangsa Turki sama dengan bangsa Arab. Suatu anggapan yang keliru yang selalu ingin diluruskan oleh bangsa Turki sejak tumbuhnya nasionalisme pada abad ke-19. Selanjutnya arah modernisasi yang berkiblat ke Barat telah menyerap unsur-unsur budaya Barat yang dianggap modern. Campuran peradaban Turki, Islam dan Barat, inilah yang telah mewarnai identitas masyarakat Turki.
    Masyarakat Indonesia mengenal Turki sebagai suatu negara berpenduduk mayoritas Muslim. Kita juga mengenal Turki sebagai bangsa yang pernah memimpin dunia Islam selama tujuh ratus tahun, dari permulaan abad ke-13 hingga jatuhnya Kekhalifahan Usmani pada awal abad ke-20. Fenomena kehidupan masyarakat Turki menjadi menarik ketika negara Turki yang berdiri tahun 1923 menyatakan sebagai sebuah negara sekuler, di mana Islam yang telah berfungsi sebagai agama dan sistem hidup bermasyarakat dan bernegara selama lebih dari tujuh abad, dijauhkan peranannya dan digantikan oleh sistem Barat. Tulisan ini mencoba memaparkan fenomena tersebut dari pandangan sosiologi sejarah.
    Dari Westernisasi menuju Sekularisasi
    Yang dianggap sebagai momentum pertama kontak antara Turki dengan dunia Barat adalah jatuhnya konstantinopel, ibukota Bizantium, ke tangan pasukan Turki Usmani dibawah pimpinan Sultan Muhammad II pada tahun 1453. Konstantinopel yang selanjutnya diganti menjadi Istanbul, adalah suatu kota metropolis yang berada di benua Asia dan Eropa. Inilah titik awal masa keemasan Turki Usmani, yang terus cemerlang hingga abad ke-18 dengan wilayah kekuasaan yang sangat luas membentang dari Hongaria Utara di Barat hingga Iran di Timur; dari Ukrania di Utara hingga Lautan India di Selatan.
    Turki Usmani berhasil membentuk suatu Imperium besar dengan masyarakat yang multi-etnis dan multi-religi. Kebebasan dan otonomi kultural yang diberikan Imperium kepada rakyatnya yang non-muslim, adalah suatu bukti bagi dunia kontemporer bahwa sistem kekhalifahan dengan konsep Islam telah mempertunjukkan sikap toleransi dan keadilan yang luhur.
    Sultan adalah sekaligus khalifah, artinya sebagai pemimpin Negara. Ia juga memegang jabatan sebagai pemimpin agama. Kekhalifahan Turki Usmani didukung oleh kekuatan ulama (Syeikhul Islam) sebagai pemegang hukum syariah dan kekuatan tentara, yang dikenal dengan sebutan tentara Janisssari. Kekuatan militer yang disiplin inilah yang mendukung perluasan Imperium Usmani, dan juga yang menyebabkan keruntuhannya pada abad ke-20.
   
C.    PENGARUH KEBUDAYAAN ARAB TERHADAP NEGARA MESIR
     Mesir terletak antara benua Asia dan Afrika, meskipun orang banyak menganggap sebagian dari afrika, karena lebih dari 90% datarannya ada di Afrika, Posisi Mesir yang dekat dangan Asia dan bersebrangan dengan Eropa memang keliahatan srategis. Disebelah utara berbatasan dengan laut tengah, sebelah selatan dengan sudan, sebelah barat dengan Libya sebelah timur dengan laut merah, palestina dan israel. Negara yang luasnya lebih besar 2 kali dari pada pulau Sumatera adalah produsen katun terbesar dan merupakan eksprotir kapas keenam dalam  dunia. Selain juga termasuk negara dengan jumlah mahasiswa asing terbanyak, terutama kota kairo yang terkenal padat.
    Sebagai pemilik peradaban lama, Mesir gencar menjual pariwisata budayanya. Devisa yang diperoleh mencapai US$ 3,4 milliar dengan jumlah wisatawan melampaui limit 2 juta setiap tahun. Nilai ekspornya sendiri hanya US$ 7,1 Milliar sementara nilai ekspor US$ 17,5 milliar, namun demikian mesir menyimpan harapan income yang tinggi pula dari terusan suez hingga 2002 sebanyak US$ 1,819 milliar telah masuk ke kantong negara lewat sektor ini.
Peningkatan tersebut disebabkan bertambahnya kapal-kapal gas dan container yang melewati terusan suez denga kapasitas angkut 23 juta ton. Untuk  itu penggalian terusan juga di tingkatkan hingga kedalaman 60 kaki, sedang perolehan dari pajak sangat sedikit.  Ini berkaitan dengan kebijaksanaan pemerintah yang menurunkan nilai pajak dan memperbesar subsidi demi stabilitas didalam negeri.
    Mesir juga bertumpu pada pada sektor pertanian, dimana dari sektor ini sanggup  menampung 31% dari jumlah tenaga kerja. Bendungan Aswan yang dibuka kembali pada awal 1971 mampu menignkatkan  30% supali air untuk pertanian. Usaha membuka lahan baru kini menjadi proyek utama, seperti tosyka, meskipun sebelumnya telah dilakukam dengan keberhasilan yang cukup minim. Bendungan tinggi Aswan kini berfungsi mengontrol banjir tahunan yang pernah menyebabkan lembah nil berada di bawah air, disamping juga sebagai pembangkit listrik.
     Bidang pertahanan dan keamanan juga menjadi fokus utama pemerintah negeri ini. Sebagai kekuatan ketiga dalam mliter di timur tengah setelah Israel dan syria, serta yang teregolong terkuat di kawasan Afrika, Mesir tak segan mengeluarkan ongkos tinggi bagi departement pertahanan dan angkatan bersenjatanya.
menyangkut penerbitan Pers, mesir menganut sistem kelembagaan. Setiap lembaga dan partai politik berhak menerbitkan lebih dari satu media cetak. Ada beberapa lembaga pers nasional yang meluncurkan media cetak dalam jumlah besar, salah satunya adalah lembaga Al-ahram yang menerbitkan surat kabar al-ahram ( berbahasa arab ), mingguan Al-ahram weekly ( berbahasa inggris ), dan Al-Ahram Ebdo ( berbahsa perancis). Distribusinya meluas hingga Amerika dan Eropa lewat jasa satelit. Al-ahram juga menerbitkan majalah.

Sosial Budaya Mesir
    Gambaran kehidupan sosial-budaya sehari-hari di Mesir laksana bangunan tua yang terlihat seolah-olah sangat lelah dan payah, tiang- tiang bangunannya telah termakan usia perjalanan zaman yang sangat panjang, dan dinding tambal sulam perpaduan antara perdaban lama dan baru, serta atapnya yang  keruh berdebu tebal. Tapi andai kita ketahui, dalam bangunan usang itu penuh dengan nilai budaya dari generasi ke generasi, didalamnya penuh dengan corak macam gaya hidup lama dan modern yang serba canggih.
    sewaktu kekaisaran romawi menduduki wiayah mesir, penduduk mesir masih menganut paganisme. Sejarah mengatakan bahwa imperium Romawi tersebut melakukan penindasan dan pemerasan hasil bumi penduduk untuk kepentingan para penguasa di Romawi ( Eropa lama ). Ketika agama kristen tersebar di Mesir pada pertengahan abad pertama masehi, tekanan terhadap penduduk semakin meningkat, hingga tahun 394 M saat ajaran kristen masuk dan menyebar di Romawi, lalu di akui menjadi agama resmi negara menggantikan paganisme.
Pelanggaran nila-nilai kemanusiaan kembali di alami rakyat mesir setelah terjadi perbedaan ajaran agama antar pemeluk agama kristen di Romawi dengam pemuka agama kristen di Mesir, sampai akhirnya datang umat islam dari jazirah arab tahun 641 M. membebaskan mesir dari penindasan dan pemerasan bangsa Romawi.
    Ketika  islam datang menawarkan ajaran kasih saying, pemaaf dan konsep  ketaqwaan yang paling mulia disisi tuhan, tidak ada perbedaan kasta dalam masyarakat dan sebagainya, saat itulah rakyat mesir yang mayoritas beragama kristen Koptik dan sekelompok yahudi menyaksikan ajaran islam bukanlah idealisme yang tidak mungkin di praktekkan. Malah di wujudkan dalam kehidupan sehari-hari pada masa itu, mulai dari panglima sampai prajurit, penguasa hingga rakyat biasa. Keadaaan demikian rakyat mesir sangat mencintai ajaran agama islam lahir bathin. Sehingga keberadaan islam membentuk peradaban dalam sosial budaya dan bahasa mereka Mesir menjadi bangsa yang kuat dan beradab.
    Selang beberapa abad kemudian, islam tidak sepenuhnya di manifestasikan dalam kehidupan, kekuatan makin melemah sehingga mudah bagi bagi kaum imperialis Inggris, Prancis dan Italia ( Eropa baru ) menancakan kukunya di Mesir yang dilakukan bangsa Romawi, Untuglah fenomena arab islam dalam sosial budaya masyrakat mesir masih sangat menonjol. Kalau bukan peranan dan perjuangan ulama islam yang ada di Mesir, hampir saja bangsa eropa berhasil melepaskan islam secara total dari diri kehidupan orang Mesir.
    Berbicara tentang keislaman di Mesir tentu tak dapat di lepaskan dengan peran ulamanya meski harus menghadapi budaya yang serba tumpang tindih, nyatanya mesir masih amat kaya dengan ulama dan sarjana  yang di akui dengan  tingkat bonafiditasnya. Bahkan ada sebagian ulama yg masih rangkaian sanad tertentu sehingga sumber asal suatu cabang ilmu, seperti ilmu qiro'ah, hadist, fiwhul madzahib dan sebagainya. Mereka tetap mepertahankan sistem belajar talaqqi demi kesinambungan ilmu tersebut

BAB III
PENUTUP
3.I Kesimpulan

     Pengaruh budaya Arab yaitu kebudayaan Islam yang mulai menyebar dan masuk kedaerah luar jazirah Arab dan menju daerah daratan benua Eropa yang menjadi salah satu tempat berkembangnya kebudayaan Arab yaitu Agama Islam setelah daerah Jazirah Arab. Tempat dan daerah yang pertama kali mendapat pengaruh Kebudayaan Islam di Eropa yaitu daerah Eropa Selatan dan tepatnya di Spanyol, Kreta dan Cyprus dan Eropa selatan.

3.2 Saran
    Arab adalah sebuah Negara yang berada dikawasan Asia Barat (Timur Tengah) yang mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan kebudayaannya, pengaruh kebudayaan itu kini telah menyebar hingga keseluruh dunia bahkan pengaruh kebudayaan arab ini membawa pengaruh terhadap perkembangan dunia atau Eropa. Perkembangan Kebudayaan Arab diawali dengan masuknya pengaruh  Agama Islam di kawasan Timur Tengah. Salah satu negara yang mendapat pengaruh Agama Islam adalah Negara Arab. Dan pengaruh kebudayaan Arab sangat luas terutama terhadap dunia, salah satu bentuk  kebudayaan Arab adalah berawal dari masuknya ajaran agama Islam.
 

DAFTAR PUSTAKA
Maryam, Siti (ed.). 2004.  Sejarah Peradaban Islam: dari Masa Klasik hinggga Modern. Yogyakarta: LESFI.
Ali, Mukti.1994. Islam dan Sekularisme di Turki. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Previous
Next Post »